Memori nama aku Yuda. Aku lahir di kota dompu dan sekarang pun berdomisili di dompu. Aku terkenang pada seorang gadis yang telah menemani dan memberikan kisah yang abadi dalam hatiku dan hidupku. Sampai kapanpun aku takkan lupa kan dirinya. Sebut aja namanya ayu. Dia seorang gadis yang berasal dari pulau dewata. Saat pertama kali aku bertemu dengannya saat aku berlibur ke kota mataram. Saat itu aku datang ke kost kakakku dan kebetulan juga kakaknya juga kost di tempat yang sama.kakakku kuliah di sebuah universitas terkenal di kota mataram. Saat itu kami bertemudan dikenalkan oleh kakaknya. Kami sama- sama masih SMU namun usiaku lebih tua beberapa bulan dari ayu. Sejak saat itu kami akrab. Kami sering bercerita tentang pelajaran sekolah sampai hal – hal yang membuat kami tertawa. Hari demi hari kami lalui dengan bersama berkeliling kota mataram sampai ke pantai senggigi. Tak terasa waktu liburan sekolah telah usai. Dan akhirnya kami terpaksa terpisah rasanya aku kehilangan sekali saat itu. Aku mengantarnya sampai ke pelabuhan lembar ayu memelukku erat tak ingin berpisah. Hatiku hancur rasanya ketika kapal beranjak menjauh. Meninggalkan pulau lombok satu kata yang membuatku kuat bahwa ayu ingin bertemu aku lagi. Tak lupa kami bertukar nomor telpon dan alamat.
Memori sejak berpisah dengannya aku semakin rindu padanya sampai aku dikotaku dompu aku semakin rindu apanya. Saat aku mengingatnya dering telponpun berbunyi ternyata ayu menghubungiku. Rasanya aku bahagia sekali terasa berdebar dijantungku saat mendengar suaranya sampai dia bertanya kok aku suaranya gemetaran sih.aku jadi malu mendengarnya dia bilang ke aku bahwa mungkin suaraku tergetar karna kangen ama ayu. Akhirnya kami bercerita banyak di telepon sampai enggak tau berapa pulsa telpon yang terpakai. Rasanya aku semakin sayang aja dengannya. Namun waktu jualah yang memaksa hubungan telpon ini terputus. Walaupun jauh kita seperti dekat dan semakin dekat hubungan kami.
Memori tak terasa hampir 3 bulan kami bersama walaupun dia di pulau bali dan aku di dompu. Akhirnya di malam minggu itu aku menelponnya dan memberanikan diri mengatakan bahwa aku sayang dan cinta pada ayu. Di seberang sana ternyata juga merasakan hal yang sama. Akhirnya tanggal 7 Maret menjadi hari yang sangat spesial buat kami. Hari jadi kami berdua untuk menjadi sepasang kekasih walaupun kami berjauhan. Hari demi hari kami lalui walaupun saling telpon tapi hati kami seperti berdekatan.
Memori waktu libur sekolahpun tiba kami bertemu lagi di mataram di tempat yang sama. Saat pertama kali bertemu, debar debar di jantung ku terasa sekali apalagi saat tangannya menggapai tanganku terasa dingin seluruh tubuhku. Ayu hanya tertawa melihat perubahan aku. Aku jadi malu sekali tapi masak sih laki – laki malu aku beranikan diri untuk mencium tangannya dia tersipu-sipu. Apalagi saat aku katakan bahwa aku mencintai dan menyayanginya. Aku bahagia saat anggukan kepalanya tanda bahwa dia juga sayang dan cinta padaku.
Kami seperti sepasang merpati yang lagi dimabuk asmara sampai kakakku dan kakaknya tertawa. Kayaknya mereka juga sudah tau dan setuju banget kalo kami berpacaran.
Kami mengulangi kisah kami yang dulu saat pertama bertemu. Kami sering jalan bareng ayu memelukku erat sekali dan aku merasakan rasa sayang yang besar di dirinya. Begitu juga kau.
Lagi-lagi kami harus berpisah, dan aku mengulangi kejadian yang sama aku mengantarnya ke pelabuhan lembar. Di perjalanan sepertinya ayu tak ingin berpisah denganku begitu juga aku. Apalagi saat kapal akan berangkat ayu memelukku dan tak ingin berpisah. Air matanya menetes dipipinya dan kuusap dengan lembut sambil mengatakan bahwa kita akan bertemu lagi. Saat kapal mulai berangkat menjauh tak kuasa air matakupun. Sepertinya aku akan kehilangan dia. jatuh aku berteriak memanggil namanya sampai orang – orang disekitarku melihat padaku. Tapi aku tetap aja mengatakan bahwa aku cinta padanya. Sepanjang jalan aku merasakan hampa terasa kehilangan dirinya rasanya aku seperti jasad tak bernyawa, entahlah di sepanjang jalan bagaikan sebuah mimpi bagiku saja.
Hari – hari berlalu seperti hambar tak bersamanya rasa rindu telah meililit di ragaku dan aku tak mampu menggapainya krn dia telah di pulau yang jauh dariku sedangkan aku harus kembali ke dompu.
Esok harinya aku juga balik ke dompu sepanjang jalan aku hanya terdiam sampai tiba di terminal. Kakakku melihat perubahan dariku dan sempat memberikan semangat bahwa kami akan bertemu lagi di mataram saat liburan datang. Ada semangat yang muncul dalam diriku bahwa dia akan hadir lagi dalam hari-hariku.
MEMORI sebulan tlah berlalu sejak liburan itu tapi kami masih bersama walaupun hanya lewat telepon, hari demi hari, bulan demi bulan kita lalui tepatnya pada bulan januari aku mendengar kabar dia sakit, aku ditelepon dari bali aku di minta ke bali untuk bertemu dengannya aku terhentak. Dengar rasa cemas aku ke bali membawa seribu tanda tanya, apakah ayu sakit begitu parah sampai aku harus di minta ke bali, diperjalanan aku hanya bisa berdoa dan berdoa semoga dia baik-baik saja.
Memori tiba diterminal ubung aku dijemput kakaknya, kami menuju sebuah rumah sakit terkenal di bali. Hatiku berdebar-debar, aku cemas, rasanya ingin aku terbang saja ke tempatnya untuk menemuinya memberikan hatiku padanya. Sesampai didepan ruang icu aku bertanya sakit apa Ayu, ternyata dia sakit kanker otak, tubuhku lemas mendengarnya Kenapa tuhan dia yang seperti ini... apakah aku tidak boleh bersamanya.... kata-kata itu yang selalu terucap dihatiku.ku liat dia terbaring lemah, dengan alat infus dan bantuan pernafasan yang menyiksa sekali, rasanya hatiku remuk terhujam gadam, ingin ku menangis.
Memori, akhirnya saatnya tiba aku bisa bertemu dengannya saat sadarnya mulai ada, Ayu menggenggam tanganku sambil dia membisikkan ke telingaku sambil berkata bahwa Ayu sangat sayang aku walaupun sangatlah singkat. Maafkan Ayu kalo Ayu selama ini pernah membuat kesalahan ama yuda. Aku menutup mulutnya sambil mengelengkan kepalaku bahwa tidak ada yang salah ama Ayu. Setelah itu Ayu tersenyum dan menutup matanya dia tertidur manis sekali. Aku menjaganya sampai aku tertidur disampingnya. Tapi tiba-tiba aku terbangun tangan Ayu menggapaiku nafasnya tersengal-sengal aku panik dan memanggil dokter dan keluarganya semua masuk ke ruangan itu, terdengar tangis yang mendera, akupun menangis melihat Ayu, tangannya ku genggam namun lambat laut genggamanya melemah serta dingin, aku menangis sejadinya memanggil Ayu, semua orang menangis tapi ajal berkata lain, Ayu telah tiada, Ayu telah meninggal aku untuk selamanya, aku berlari ke luar rumah sakit sambil menangis, kakaknya Ayu mengikutiku dia menenangkanku dan membawaku ke pantai, bagai tubuh tak bertulang aku lunglai menagis memeluk foto Ayu yang ada didompetku, tak tau berapa botol arak telah ku tegak, tapi aku tetap saja menangis hingga aku tak sadarkan diri.
Memori sejak persemanyaman terakhir itu aku harus kehilangan Ayu selamanya.
Slamat tinggal Ayu, aku takkan dapat melupakan dirimu karna kaulah cintaku yang paling indah yang pernah aku alami selama ini. semoga kamu bahagia dialam sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar