hari-harinya seperti hari-hari cinta yang tak terbalas
karna besarnya rasa cemas dan sakit hati ini yang begitu lama
perasaan ini telah sampai juga ke langit..
di hadapan Tuhan aku membicarakanya
Seperti yang kutakutkan,
Hari-hariku berlalu lamban dan berakhir tanpa harapan
di keheningan malam yang merentang panjang
kini.. ia melayang, menghilang tak berbekas
ia lenyap bagai penglihatan di malam hari
hingga kepala mengenai awan
seperti bayang-bayang di bumi..
seperti benang laba-laba..
telah di lihat mataku, di dengar dan di pahami hatiku
mangapa kini kau sebunyikan wajah dan suaramu
dan menganggap aku tak lagi sebagi cintamu,
mengapa engkau memalingkan hati
dan bibirmu mengeluarkan perkataan “semua ini sudah berakhir”
seperti pohon….,
sebuah harapan ku di cabutnya
dan kenang-kenangan tidak lagi mengenalku
semua itu membongkar, menghukumku ku
di setiap tempat hingga disini kuterdiam
Mengapa kau menghilang dan lenyap?
mengapa pada perasaan ini
kau jadikan aku yang mengambang
hingga menjadi beban seperti ini?
kau pergi dan takkan pernah kembli lagi untukku
Mengapa engkau tak mengampuni apa yang telah ku langgar
dan tidak menghapuskan kesalahanku? Mengapa..
Sekarang aku terbaring dalam debu
Kini bagai mana?, Kini mesti harus bagaimana?
sampai dini hari, aku masih juga di cekam gelisah
sekiranya kamu pada tempatku
kamu kan merasa kan
mataku ingin melihatmu
mataku ingin memandangmu dengan satu impian
semua ini memang susah ntuk di percaya.. ntuk diterima”
tapi.. aku harus bersabar, aku harus bertahan
menjadi cinta yang bijak dan kuat..
cinta ini untukmu, cinta ini bukan untuk siapa-siapa lagi
hanya bersamamu aku mempunyai sebentuk perasaan
aku hanya mencintaimu dan bukan orang lain
dan aku tak mau hari-hariku begitu cepat dari seorang pelari
hanya kau yang pertama dan yang ter akhir..
kini kegelapan semata-mata tersedia untukku
dimana cahaya terang serupa dengan nya
Bagiku ini hanya perjalanan-perjalanan sepanjang lingkaran langit
Karna ini semua harus bergelumul di bumi
biarlah aku menanti terang yang takkunjung datang
dan rekah fajar yang takkunjung tiba, walau kekuatanku tak seperti batu,
dan walau tubuhku bukan dari tembaga
mungkin saat-saat ini burung-burung, sinar bulan
dan gema awan di udara yang bisa membuatku sedikit tersenyum
ntuk suatu kekuatan.. ketegaran
menudungiku sembunyikan sebuah arti kesusahan
biarlah aku, karna hari-hariku takmungkin untuk selama-lamanya
ingat”.. hidupku hanya hembusan nafas
tolong tanyakan.. apa kah kau masih mau mengikuti arah ini
ya arah.. yang di lalui cinta dan sayang tulus hati?..
apakah semua ini kurang, ntuk mempertahankanmu?
apa selama ini dan saat itu kita bersama
hanya untuk mengisi waktu luang saja?
Semoga itu tidak
mungkin dengan hembusaan nafas yang tersisa
Sang Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar